8.5 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Virus Korona Bermutasi Jadi 40 Jenis

Jakarta, MISTAR.ID

Tes ilmiah baru-baru ini mengungkap Virus korona (COVID-19) telah bermutasi menjadi 40 jenis. Dengan bukti bahwa Virus korona jenis baru ini bermutasi, para ilmuwan dapat belajar lebih banyak dengan mempelajari gen virus yang pada akhirnya membantu menemukan obatnnya.

Tapi apa artinya virus bermutasi? Dan mengapa itu penting?

Bukti adanya mutasi COVID-19 menjadi perhatian Christian Drosten, kepala Institute of Virology di Charité University Hospital di Berlin, sejak akhir Februari. Kala itu, Drosten mempelajari seorang pasien Jerman yang terkena Virus korona jenis baru di Italia, dan seorang pasien Jerman yang terpisah yang terkena COVID-19 sebulan sebelumnya di Munich.

Kedua kasus memiliki tiga mutasi genetik yang belum terlihat dalam sampel dari Wuhan, China, di mana patogen pertama terjadi. Berdasarkan bukti ini, Drosten menduga ada kemungkinan varian China yang membawa ketiga mutasi telah menempuh rute independen ke Jerman dan Italia.

Sejak itu, tes lebih lanjut telah mengungkapkan lebih banyak bukti bahwa Virus korona jenis baru telah bermutasi, seperti dilansir alarabiya.net, Jumat (27/3/2020).

Pada awal Maret, para peneliti China mengidentifikasi 149 mutasi dalam 103 genom berurutan dari Virus korona COVID-19.

Pada minggu yang sama, Ilmuwan dari Brazil dan Inggris mengatakan, sampel yang dikumpulkan dari pasien pertama di Amerika Latin sedikit berbeda dari strain di Wuhan oleh tiga mutasi.

Baru-baru ini, pengujian volume tinggi Islandia mengungkapkan setidaknya ada 40 mutasi virus di negara yang terdiri dari 340.000 orang saja itu.

Menurut para ilmuwan, adalah normal bagi virus untuk bermutasi.

“Virus bermutasi secara alami sebagai bagian dari siklus hidup mereka,” kata Ewan Harrison, manajer proyek ilmiah untuk COVID-19 Genomics UK Consortium, sebuah proyek baru yang melacak virus di Inggris.

Dr Derek Gatherer, seorang spesialis penyakit menular di Universitas Lancaster, mengatakan, dia tidak terkejut dengan temuan di Islandia.

“Ini seperti yang kita harapkan. Semua virus mengakumulasi mutasi, tetapi hanya sedikit yang memiliki konsekuensi medis,” katanya.

Seperti semua virus berkembang dari waktu ke waktu melalui mutasi acak, tambah Andrew Rambaut, seorang ahli biologi evolusi molekuler di University of Edinburgh.

“Lebih dari panjang genom 30.000-pasangan-dasarnya, SARS-CoV-2 mengakumulasi rata-rata sekitar satu hingga dua mutasi per bulan,” katanya.

Sumber: liputan6
Editor: edrin

Related Articles

Latest Articles