7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

Tips Hindari Jebakan Arisan Online

MISTAR.ID
Dugaan penipuan arisan online kembali terjadi. Di Sumatera Utara arisan on line berujung ke pengadilan. Seperti biasa arisan online ini menggunakan sistem reseller. Setiap reseller membawahi 10 anggota, di mana setiap anggota menyetor uang arisan dengan nilai beragam dari Rp1 juta hingga Rp10 juta. Alhasil, nilai kerugian dari arisan online ini diduga mencapai miliaran rupiah. Bak kata kerennya, mereka sering menggunakan kata investasi.

Lantas, sebenarnya bagaimana cara memilih arisan yang tepat agar tak terjebak mulut manis oknum penipu?

1. Ingat Tujuan Arisan
Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam Lumban Tobing mengatakan tujuan arisan adalah silaturahmi antara teman, rekan kerja, keluarga, atau komunitas tertentu. Dengan arisan, maka ada jadwal pertemuan minimal satu bulan sekali.

“Arisan itu hanya sarana silaturahmi sebenarnya,” ucap Tongam kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/8).

Jadi, jangan berpikir bahwa arisan itu seperti sarana untuk menyimpan uang atau bahkan ladang berinvestasi. Arisan biasanya ajang untuk berkumpul, bertukar cerita, mengetahui kabar teman atau keluarga.

Lalu, uang yang dikumpulkan dari arisan biasanya untuk seru-seruan semata. Hal ini agar peserta tetap datang arisan dan silaturahmi pun terjalin.

“Namun bisa juga untuk membantu teman-teman peserta arisan untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu,” terang Tongam.

Sementara, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan tujuan arisan sejatinya memang untuk silaturahmi dan bersosialisasi. Namun, beberapa orang ada yang memanfaatkan arisan untuk memasarkan bisnisnya.

Baca juga:  Hati-hati Penipuan Investasi Bodong Ratusan Juta

“Ada juga mungkin yang memang butuh untuk bisnisnya, karena kan arisan jadi banyak kenal orang dan bisa prospek bisnisnya,” kata Andi.

Tapi, apapun itu jangan sampai masyarakat menjadikan arisan sebagai tempat untuk berinvestasi. Pasalnya, dana yang akan didapat tak akan lebih dari nominal yang dibayar setiap bulan.

2. Logis
Selain tentukan tujuan arisan, masyarakat juga harus logis. Jangan sampai terjebak dengan iming-iming keuntungan selangit jika ikut suatu arisan.

“Logis artinya rasional, tidak mungkin orang memberikan uang banyak ke kita, padahal kita hanya sektor lebih sedikit,” ujar Tongam.

Sependapat, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Lusiana Darmawan mengatakan arisan seperti kegiatan menyetor sejumlah dana secara rutin dalam jangka waktu yang telah disepakati, sehingga tak ada imbal hasil.

“Keuntungan bagi yang menerima duluan hanya dari segi waktu bisa menikmati sejumlah dana lebih dulu, tapi kewajiban tetap jalan. Ibaratnya seperti meminjam tanpa bunga untuk menang undian di awal atau menabung tanpa imbal hasil untuk terima di akhir,” papar Lusiana.

Artinya, masyarakat harus logis. Tak pernah ada cerita orang mendapatkan keuntungan secara nominal dengan mengikuti arisan, baik konvensional maupun online.

Ia mengatakan berinvestasi hanya bisa dilakukan lewat lembaga keuangan bank atau non bank yang resmi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara, masyarakat bisa membuka rekening tabungan di bank jika niatnya ingin menabung.

“Saya tidak menyarankan untuk ikut arisan online maupun fisik kalau tujuannya untuk menabung apalagi investasi,” jelas Lusiana.

Baca juga: Mantan Bendahara Puskesmas Glugur Darat Medan Pakai Uang Negara Buat Arisan Online

3. Perhatikan Penawaran dari Arisan

Lusiana mengatakan masyarakat harus memperhatikan poin-poin yang ditawarkan sebelum mengikuti arisan, khususnya arisan online. Selain itu, masyarakat juga harus paham mekanisme arisan yang hendak diikuti.
Menurut Lusiana, jika ada iming-iming imbal hasil besar dengan nominal selangit ditambah bonus, maka bisa dibilang ciri-ciri investasi bodong.

“Untuk online, apalagi yang beranggotakan member yang tidak saling kenal, diberi iming-iming imbal hasil besar dengan nominal tidak masuk akal, bonus, dalam jangka waktu singkat, itu sudah jelas menunjukkan investasi bodong,” jelas Lusiana.

Jika masyarakat menemukan penawaran seperti itu, maka sudah bisa dipastikan arisan tersebut tidak aman. Jadi, masyarakat sebaiknya menghindari jenis arisan seperti itu.

4. Bayar Arisan Pakai Uang ‘Dingin’
Sementara, Andi menyarankan masyarakat membayar arisan dengan uang ‘me time’ atau ‘uang dingin’. Artinya, jangan sampai dana yang dialokasikan masuk ke pos tabungan dan investasi justru digunakan membayar iuran arisan.

“Jadi yang dipakai uang me time, uang senang-senang,” kata Andi.

Pasalnya, uang arisan biasanya akan disimpan dalam waktu lama sesuai jangka waktu yang disepakati. Jika masyarakat menggunakan dana yang seharusnya diinvestasikan untuk membayar arisan, maka akan rugi.

Misalnya, uang arisan disimpan dalam waktu 12 bulan atau satu tahun. Uang tersebut tak akan berbunga karena hanya disimpan oleh bendahara arisan.

Berbeda jika uang tersebut diinvestasikan dalam waktu setahun. Masyarakat berpotensi meraup keuntungan karena mendapatkan imbal hasil.

Selain itu, Andi juga mengingatkan masyarakat untuk tak menggunakan dana kebutuhan sehari-hari atau sering disebut ‘uang panas’ untuk membayar iuran arisan. Masyarakat juga sebaiknya jangan menggunakan dana yang dibutuhkan dalam jangka pendek untuk membayar arisan.

Ia menambahkan uang ‘me time’ idealnya dialokasikan 10 persen dari total pendapatan per bulan. Sebagai contoh, A mendapatkan gaji Rp10 juta setiap bulannya.

Jadi, A bisa menggunakan dana sekitar Rp1 juta untuk senang-senang. Dari dana tersebut, A bisa menggunakan untuk arisan atau hal-hal senang lainnya seperti menonton bioskop, jajan, atau ke salon.

“Intinya jangan sampai mengambil pos anggaran lain untuk bayar arisan,” pungkas Andi.

Baca juga: Kasus Arisan Online Mandek, Penyidik Dinilai Abaikan Slogan Kapolda

6. Waspada dengan orang yang mengajak

Sekalipun anda sudah mengenal dengan orang tersebut. Bukan berarti anda langsung bisa percaya. Misalnya anda percaya karena yang mengajak itu adalah istri dari seorang pejabat di kepolisian, karena tidak sedikit mereka juga terjebak. Apa lagi dengan seseorang yang tidak anda kenal sama sekali kemudian ia menjadi begitu akrab dan begitu manisnya mengajak anda. Ingat! anda harus waspada dengan siapapun apa lagi bila itu berurusan dengan uang, apa lagi uang itu bukan jumlah yang sedikit.

Nah, jika pun anda ingin berinfestasi, pelajari dulu tata cara berinvestasi yang benar dan perusahaan yang terpercaya pula.

 

Related Articles

Latest Articles