11.3 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Studi Menunjukkan, Anak-anak Perlu Habiskan Waktu Sendiri dengan Alam

MISTAR.ID
Menghabiskan waktu menyendiri di alam terbuka, baik itu memancing, berburu, atau menjelajah, dapat membantu menumbuhkan ikatan kuat anak dengan alam, sebuah studi baru menunjukkan.

Gabungkan momen reflektif di alam dengan aktivitas sosial luar ruangan, seperti berkemah atau pramuka, dan hubungan penting dengan alam ini berpotensi bertahan seumur hidup. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik jangka panjang seseorang, tetapi juga baik untuk masa depan planet kita, kata para peneliti.

“Ada banyak manfaat dari membangun hubungan dengan alam dan menghabiskan waktu di luar,” kata Kathryn Stevenson seorang peneliti pendidikan lingkungan dari Departemen Taman, Manajemen Rekreasi dan Pariwisata Universitas Negeri Carolina Utara.

“Salah satu manfaat yang kami soroti adalah bahwa anak-anak yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan alam cenderung ingin menjaga lingkungan di masa depan,” sebutnya.

Baca Juga:Covid-19 : Aktivitas Luar Ruangan , Amankah?  

Studi baru ini didasarkan pada bukti yang berkembang bahwa berada di luar ruangan sebagai seorang anak dapat meningkatkan kesejahteraan seseorang dan memperkuat kedekatan mereka dengan alam. Bahkan, akses ke taman kota dan pepohonan perkotaan dapat membuat perbedaan besar.

Penelitian terbaru, Stevenson menunjukkan bahwa saat-saat menyendiri di ruang terbuka ini sangat penting ketika anak-anak yang mengidentifikasi dengan alam dan merasa nyaman di dalamnya, yang diharapkan akan membuat mereka ingin melindunginya ketika mereka tumbuh dewasa .

Tentu saja, itu tidak berarti orang dewasa tidak boleh mengawasi anak-anak untuk memastikan mereka aman. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada manfaat dari ‘lebih mundur’ ketika mengamati anak-anak di alam daripada mengambil alih atau terlibat.

Dalam studi tersebut, para peneliti meminta 1.285 anak-anak di Carolina Utara, antara usia 9 dan 12, untuk menjawab serangkaian pertanyaan tentang waktu mereka di luar ruangan.

Mereka ingin tahu apakah anak-anak ini menghabiskan waktu berburu, memancing, hiking, berkemah, atau berolahraga di luar, dan bagaimana perasaan mereka tentang alam secara umum. Apakah mereka merasa nyaman di alam liar? Apakah mereka senang berada di luar? Apakah mereka pernah memperhatikan berbagai tumbuhan dan hewan di sekitar mereka?

“Kami melihat bahwa ada kombinasi berbeda dari aktivitas spesifik yang dapat membangun hubungan yang kuat dengan alam, tetapi titik awal kuncinya adalah berada di luar, dalam aktivitas yang lebih sunyi,” kata Stevenson.

Anak-anak yang menghabiskan waktu untuk berefleksi atau berfokus pada alam bebas saat memancing, berburu, atau hiking juga menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan alam.

Baca Juga:Apakah Anak Remaja Anda Bisa Depresi? Waspadai Gejalanya

Ini bukan untuk mengatakan bahwa waktu sosial di luar ruangan tidak penting, studi menemukan interaksi sosial dengan teman sebaya atau orang dewasa dapat memperkuat ikatan terkuat dengan alam, tetapi memiliki waktu untuk merenung sendiri mungkin memiliki dampak yang lebih besar di masa kanak-kanak daripada yang kita sadari.

Penelitian sebelumnya juga telah menyoroti pentingnya kesendirian di alam, dimana kegiatan seperti memancing dan berburu telah diabaikan.

Tetapi penulis berpendapat bahwa, kegiatan ini juga membutuhkan fokus yang intens pada aspek-aspek tertentu dari alam. Dan di saat banyak anak tahu lebih banyak tentang Pokémon daripada satwa liar asli, ini bisa menjadi jalan penting untuk pengetahuan keanekaragaman hayati dan bahkan perilaku konservasi.

“Kami telah melihat bahwa ketika orang-orang yang menjalani karir yang berfokus pada lingkungan merefleksikan kehidupan mereka, mereka menggambarkan pengalaman formasional di luar ruangan selama masa kanak-kanak, seperti berjalan di jalur favorit atau menjelajahi sungai di dekat rumah mereka,” kata Stevenson. “Kami tahu bahwa pengalaman hidup yang berarti seperti ini memotivasi ke depan,” ujarnya lagi.

Jika kita dapat membuat anak-anak tertarik pada kegiatan semacam itu di tahun-tahun paling awal mereka, kita dapat membantu membesarkan generasi baru yang jauh lebih peka terhadap lingkungan daripada sebelumnya.

Studi tersebut menemukan bahwa variabel demografis seperti jenis kelamin atau etnis tidak secara inheren memprediksi hubungan anak dengan alam. Meskipun paparan yang lebih rendah untuk aktivitas luar ruangan mungkin merupakan efek tidak langsung, setelah partisipasi diperhitungkan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin, atau ras dan etnis yang berbeda.

“Sementara jenis kelamin dan etnis dapat mempengaruhi pengalaman rekreasi luar ruangan, temuan kami menunjukkan bahwa semua siswa dapat mengembangkan tingkat yang sama dari koneksi ke alam, jika mereka diberikan paparan yang sama ke alam,” tulis para penulis.(sciencealert/ja/hm10)

Related Articles

Latest Articles