10.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Psikolog Irna Minauli: Resources Mampu Hadapi Stres Saat Bencana Covid

Medan,MISTAR.ID

Sudah hampir satu bulan pandemi global corona atau Covid-19 menerpa dunia termasuk Bangsa Indonesia. Hari demi hari korban meninggal terus bertambah akibat virus ini. Situasi inipun membuat masyarakat semakin stres dalam menghadapinya.

Psikolog Irna Minauli, menyampaikan, ketika seorang dihadapkan pada situasi bahaya yang mengancam keselamatan maka secara otomatis tubuh kita akan memberi alarm tanda bahaya.

“Pada masa ini, hormon adrenalin dan kortisol keluar sehingga tubuh kita berada dalam kondisi siap menghadapi bencana. Pada fase alarm ini kita dihadapkan pada kondisi fight or flight (melawan atau lari) dari situasi tersebut,” katanya, Kamis (02/04/2020).

Kemudian, sebut dia, tahap selanjutnya orang akan menjadi resisten. Ketika seseorang tetap dalam keadaan waspada sehingga ia senantiasa berjaga-jaga melawan keberadaan wabah maka tubuh semakin dipaksa untuk menghadapi bencana. 

“Jika kondisi ini berlangsung lama maka akan menimbulkan kelelahan,” ujarnya.

Kata Irna, stres dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan seperti meningkatkan sakit tukak lambung (maag) serta tekanan darah tinggi, yang bisa berakibat sakit jantung atau stroke. 

“Itu sebabnya setiap orang harus memiliki kemampuan mengatasi stres dengan baik,” sebutnya.

Lanjutnya, orang yang memiliki resources (sumber-sumber) pendanaan dan dukungan sosial, umumnya lebih mampu mengatasi stres. Sementara orang yang sumber keuangannya sangat terbatas, kondisi wabah ini justru membuat dirinya menjadi semakin tertekan. 

Demikian pula pada mereka yang kurang memiliki dukungan sosial dari lingkungannya, mereka akan lebih berpeluang mengalami depresi dan kesepian.

“Tidak banyak yang menyadari bahwa kesepian (loneliness) juga menjadi pencetus stres dan depresi,” terangnya.   

Dilanjutkannya, ada banyak cara yang dilakukan orang dalam mengatasi stres yang dialaminya. Saat ini di media sosial seperti facebook, orang membuat tantangan untuk memposting hal-hal yang positif seperti foto ketika mereka berjalan-jalan atau mengabadikan momen kebahagiaan bersama keluarganya. 

“Hal itu dilakukan untuk memancing emosi positif dalam dirinya yang dipercaya dapat membantu seseorang berpikir secara positif yang pada akhirnya dapat mengatasi kebosanan yang dirasakan dan pada akhirnya meningkatkan imunitasnya,” katanya.

Lanjut Irna, yang lebih mengkhawatirkan dalam masalah bencana Covid-19 ini adalah karena wujudnya yang tidak nampak. Berbeda dengan bencana lain seperti tsunami misalnya, yang dampaknya nyata dan biasanya juga memiliki tenggang waktu yang tertentu dan tidak terlalu lama. 

“Pada bencana virus corona ini, wujudnya tidak nyata sehingga bagi mereka yang memiliki kecemasan tinggi maka akan semakin meningkatkan kecemasannya. Tidak mustahil nantinya semakin banyak orang yang mengalami OCD (Obsessive Compulsive Disorder), sehingga mereka memiliki keinginan terus menerus untuk membersihkan tangannya (tipe washing), mencuci (tipe cleaning) dan senantiasa mengecek kondisi di sekitarnya seperti memeriksa kunci pintu berkali-kali (tipe checking). Meski di sisi lain, berita baiknya adalah semakin besar kesadaran orang untuk berperilaku hidup sehat,” sebut dia. (Saut)

Teks foto

Psikolog Irna Minauli (foto Mistar / ist)

Related Articles

Latest Articles