3.7 C
New York
Tuesday, March 26, 2024

Hubungan Intim dapat Tularkan Virus Corona? Inilah 3 Efek Samping Jika tidak Berhubungan Intim dalam Waktu Lama

MISTAR.ID
Sejak kemunculan virus corona yang terus menghantui dunia, beragam mitos dan kabar buruk pun sering terdengar.

Salah satunya adalah penyebab penularan virus corona yang konon dapat menular lewat hubungan intim.

Akibat ramainya berita tersebut, sebagian pasangan suami istri pun mengurangi intensitas melakukan aktivitas ranjang tersebut guna menghindari penularan Covid-19.

Meski demikian, lantas adakah efek samping jika pasangan suami istri tidak berhubungan intim dalam waktu lama?

Baca juga: Lima Kesalahan Pakai Masker Membuat Anda Beresiko Tertular Covid-19

Ada beberapa efek samping akibat hal tersebut, diantaranya:

1. Menjadi kurang sehat

Menurut Dr. Rachel Needle, psikolog dan co-director di Modern Sex Therapy Institutes, berhubungan intim dapat membawa manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.

Hubungan intim membantu kita tidur lebih baik, mengurangi rasa sakit, menurunkan stres, mengurangi kecemasan dan depresi, serta banyak lagi.

Needle mengatakan, manfaat ini sangat penting sehingga orang yang tidak bisa berhubungan intim bisa tetap melakukan masturbasi dan mengalami orgasme.

“Orgasme melepaskan endorfin yang membantu mengurangi stres, setidaknya untuk sementara, dan mengarah pada perasaan positif yang membuat kita lebih bahagia,” kata Needle.

“Bahkan jika kita tidak berhubungan intim dengan pasangan, temukan cara untuk tetap mengalami orgasme agar memperoleh manfaat kesehatan.”

2. Memicu perasaan haus akan sentuhan

Berhubungan intim memiliki banyak manfaat kesehatan. Sehingga jika kita tidak dapat melakukannya, ada konsekuensi yang akan kita hadapi.

Baca juga: Amankah Berhubungan Intim Saat Corona? Ini Kata Dokter

Mereka yang berbulan-bulan tidak merasakan keintiman fisik akan haus dengan sentuhan, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peningkatan tingkat depresi serta kecemasan.

“Ketika mereka yang ingin berhubungan intim mengalami kurangnya keintiman seksual, akan terjadi efek yang merusak kesehatan mental, emosional, dan fisik yang mengakibatkan berbagai gejala, perasaan terisolasi, rasa tidak aman, dan harga diri rendah.”

Begitu kata Dr. Dulcinea Pitagora, psikoterapis dan terapis seks di NYC, kepada Insider.

3. Sulit menemukan kembali kehidupan seks pasca karantina

Menurut Pitagora, beberapa orang yang sulit berubah, bisa kesulitan menemukan kembali seks setelah lama tidak berhubungan intim, entah itu disebabkan oleh karantina atau hal lain.

“Saya menggunakan kata ‘menemukan kembali’, alih-alih ‘kembali menuju’ karena bisa saja tidak ada kehidupan seks yang sama seperti masa sebelum karantina,” kata Pitagora.

“Mereka dapat mengalami pertumbuhan dan pencarian jati diri, dan lewat introspeksi mereka menemukan cara berpikir baru tentang seksualitas mereka, dengan siapa mereka ingin berhubungan intim dan bagaimana caranya.”

Membayangkan bagaimana kehidupan seks setelah karantina terasa mengerikan.

Namun Pitagora menyebut hal itu bisa jadi kesempatan bagi seseorang untuk berpikir kritis tentang keinginan dan hasrat seksual mereka.

“Saya katakan, orang bisa mengalami semacam euforia ketika masalah diatasi, dan mereka punya kesempatan untuk mengeksplorasi seksualitas dengan cara yang mungkin telah mereka lakukan sebelumnya,” katanya.

Baca juga: Guru Besar FKUI: Belum Ada Pembuktian Corona Menular Lewat Udara

Melihat efek samping tersebut, ada baiknya jika tetap melakukan hubungan intim sebagaimana mestinya.

Namun perlu dicatat, mengurangi aktivitas oral seks dapat mengurangi risiko penularan virus corona.

Terlepas dari itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jika tidak benar bahwa virus corona dapat menular melalui sperma atau pun cairan reproduksi lainnya. (grid/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles