18.9 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Posting Korban Tragedi di Medsos, Anda Mungkin Narsistik-Psikopat

MISTAR.ID

Tidak butuh waktu lama untuk mengetahui suatu peristiwa yang sedang menjadi trending topic, entah itu peristiwa lokal, nasional, ataupun internasional. Berkat media sosial, semua itu begitu mudah untuk diakses dan boleh dibilang akan auto-share atau secara langsung akan dibagikan serentak dalam kurun waktu yang berdekatan oleh para netizen.

Secara nilai informatif memang harus diakui dengan adanya pemberitaan seperti itu, kita jadi lebih cepat tahu dan bahkan bisa menyaksikan secara langsung bagaimana situasi di lokasi dengan postingan live dari sebagian orang yang berada di lokasi peristiwa.

Di saat yang bersamaan semakin menelusuri media sosial maka kita akan melihat semakin banyak postingan yang sama dengan varian foto yang berbeda-beda. Dan foto korban selalu menjadi jenis foto yang paling banyak dan sering di-posting tanpa memperdulikan seberapa parah kondisi korban di foto tersebut.

Baca juga: Sindrom Baby Blues, Seorang Ibu Siksa Bayi Berusia 8 Hari

Menurut dr Natalia Widiasih Raharjanti Sp KJ, ada ciri kepribadian tertentu yang memang menikmati penyebaran konten sadis, yakni orang narsistik, psikopat dan sadis. Mereka dapat dideskripsikan sebagai orang-orang yang senang melihat orang lain menderita.

“Dengan menyebarkan foto-foto atau video kecelakaan, berharap orang yang menonton akan bereaksi, misalnya di Facebook mendapat komentar ‘sad’, ‘angry’, atau komen pro dan kontra.” kata psikiater ini.

Menurut psikiater forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, orang narsistik dikenal sebagai orang-orang yang senang mencari perhatian. Perhatian dari orang lain adalah asupan makan buat low self-esteemnya. Sensasi tersebut diciptakan dengan memanipulasi orang lain untuk memperhatikan dirinya.

Bila tipe narsistik ini bercampur dengan kepribadian antisosial atau psikopatik, maka orang ini akan senang mendapat atensi dan tidak peduli apakah ini melanggar hukum atau bisa membuat orang lain menderita. Mereka juga kurang peka pada perasaan orang lain. Orang dengan campuran kepribadian narsistik dan psikopat ini bisa saja melakukan hal-hal yang terkesan sadis karena ketidakmampuan mereka berempati pada perasaan orang lain.

Meski demikian, perlu dipastikan dulu bahwa perilaku tersebut merupakan pola yang sifatnya berulang. Tidak bisa dinilai hanya berdsarkan satu aktivitas saja. Jika seseorang memang memiliki pola perilaku atau sudah berulang kali jadi penyebar foto-foto sadis, kemungkinan memang ia mengalami gangguan perilaku narsistik dan psikopat. (ja/hm12)

Related Articles

Latest Articles