10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Penting! Waspadai Gejala Usai Masa Isolasi Covid-19

Jakarta, MISTAR.ID

Beberapa kasus Covid-19 yang terjadi, pasien yang dinyatakan telah negatif Covid-19 setelah menjalani isolasi mandiri justru kemudian malah meninggal dunia. Kenapa? Hal ini bisa terjadi ketika pasien tersebut mengalami gejala lanjutan yang timbul kemudian dan ini wajib diperhatikan untuk menghindari risiko fatal.

Praktisi klinik, edukator pengamat kesehatan dan relawan Covid-19 dr Muhamad Fajri Adda’i mengatakan pada beberapa kejadian terdapat gejala tambahan usai pasien menjalani karantina 14 hari. Gejala seperti ini harus benar-benar diperhatikan untuk penanganan lebih lanjut.

“Kejadian seperti itu ada banyak faktor, apa dia stres atau punya penyakit bawaan yang memperburuk keadaan,” ujar dr Fajri kepada media, Sabtu (10/7/21). Kasus yang terjadi pada Raditya Oloan yang merupakan suami Joanna Alexandra merupakan salah satu contohnya. Melalui tes usap, Raditya dinyatakan sudah negatif virus corona namun ada gejala perburukan pasca isolasi.

Baca juga: Jangan Isolasi Mandiri Tanpa Berkonsultasi dengan Dokter!

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu yang paling berpengaruh adalah penyakit bawaan. Penting untuk menyadari gejala-gejala yang dialami oleh pasien. “Di minggu kedua yang ditakutin adalah badai sitokinnya, bisa jadi virusnya emang udah berkurang tapi ada peradangan di sistem imun itu yang bikin perburukan, yang bikin meninggal,” kata dr Fajri. “Imun sistem mungkin bisa membersihkan virus di tubuh Anda, tapi organ Anda ikut rusak,” imbuhnya.

Akan tetapi, ada juga kasus pasien Covid-19 yang hasil tes usapnya tetap positif meski sudah 30 hari tanpa gejala. Menurut dr Fajri, hal tersebut kemungkinan adalah sisa-sisa dari bangkai virus. “Harus dicek dulu nih, ada gejala enggak, kalah ada gejala bisa-bisa itu kasus tambahan. Dalam kejadian kayak gitu harus ditelusuri dulu, kalau hanya sisa-sisa bangke virus enggak jadi masalah tapi harus betul-betul clear karena dapat menimbulkan kesalahpahaman,” kata dr Fajri.

Sementara itu, dr Fajri mengatakan 90 persen pasien Covid-19 bisa sembuh sendiri oleh sistem imun. Obat-obatan yang diberikan oleh dokter bukanlah sebagai penguat imun namun untuk mengatasi peradangan yang ditimbulkan oleh virus corona.

“Steroid sama Tocilizumab itu kan emang antiperadangan bukan mengusir virus. Ketika peradangan meningkat, dikasih obat antiperadangan yang mana terbukti untuk menurunkan angka kematian pada orang yang sakit berat atau kritis. Itu terbukti,” ujar dr Fajri. (ant/hm09)

Related Articles

Latest Articles