12.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Para Ilmuwan Di Sumsel Klaim Camilan Berbasis Glukosa Sembuhkan Covid-19

Palembang. MISTAR.ID

Sekelompok ilmuwan di Sumatera Selatan mengklaim telah menemukan obat yang mungkin untuk Covid-19 yaitu camilan berbasis glukosa, dikatakan efektif memecah beberapa komponen utama coronavirus baru yang menyebabkan penyakit dan menghambat inkubasinya. Produk tersebut, dijuluki SIeNERGI, adalah di antara 130 penemuan yang baru-baru ini dikembangkan menggunakan teknologi nano, menurut para ilmuwan.

“Ini bukan [zat kimia]. Ini adalah bahan yang bisa dimakan yang biasa kita konsumsi setiap hari, ”kata Achmad Faisal Rizal, salah satu ilmuwan, selama pertemuannya dengan Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru pada hari Selasa.

Faisal mengklaim SIeNERGI telah bertindak sebagai “antivirus” yang sangat kuat untuk sejumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan pasien yang dicurigai, sebagaimana dibuktikan dalam uji coba baru-baru ini. Tiga pasien di Bekasi, Jawa Barat, dan Jakarta mengatakan mereka telah pulih dari gejala Covid-19 tiga hari setelah mereka mengkonsumsi SieNERGI, katanya.

Menurutnya, produk tersebut mampu mengubah protein – pendorong utama pertumbuhan coronavirus – menjadi asam amino, menghilangkan virus dari beberapa komponen replikasi utamanya. Selain itu, glukosa yang terkandung dalam produk juga ditemukan telah memecah karbohidrat – sumber energi untuk virus – menjadi kalori dalam tubuh inang, katanya.

“Kami telah mengembangkan teknologi seperti itu, yang sekarang hadir dalam paket camilan berbasis glukosa,” kata Faisal, mengklaim bahwa produk tersebut tidak memiliki efek samping.

Gubernur Herman menyatakan antusiasmenya untuk SieNERGI dan menyerukan penelitian lebih lanjut tentang “antivirus berbasis glukosa” untuk mempelajari lebih lanjut tentang efek jangka panjang produk pada tubuh.

Namun, Yuwono dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, yang juga bertindak sebagai juru bicara untuk gugus tugas respon cepat Covid-19 provinsi, menyatakan keraguannya tentang produk tersebut.

“Saya ingin tahu mengapa (produk) dilabeli sebagai antivirus. Produknya adalah terapi herbal atau nutrisi. Jalannya masih jauh sebelum bisa digunakan di rumah sakit atau klinik, ”kata Yuwono, Rabu.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa antivirus sangat berbeda dari vaksin. Antivirus adalah zat yang menghambat pertumbuhan virus, sedangkan vaksin adalah virus yang dikebiri yang berfungsi untuk memperkuat antibodi seseorang terhadap patogen yang serupa.

Sumber: The Jakarta Post
Penerjemah: Julyana Ang
Editor : Jelita Damanik

Related Articles

Latest Articles