7.8 C
New York
Friday, April 19, 2024

Negara Menghilang dari Peta Dunia dan Prediksi Lainnya

MISTAR.ID

Ternyata, banyak negara yang menghilang dari peta dunia. Banyak faktor yang menyebabkan negara-negara tersebut bubar atau runtuh, namun konflik dalam negeri dan peperangan menjadi mayoritas penyebabnya.

Selain itu, ada 5 negara yang diprediksi akan menghilang. Apa penyebabnya, baca ulasan yang kami himpun dari berbagai sumber yang dihimpun dari berbagai sumber.

Empat Negara Menghilang

Selama kurun waktu 100 tahun hal tersebut terdapat 4 negara yang menghilang dari peta dunia. Negara yang menghilang tersebut banyak yang terletak di Benua Eropa. Berikut daftar negara-negara yang menghilang dari peta dunia.

1. Austro-Hungaria
Pada masanya, negara Austro-Hungaria merupakan negara multietnis dan salah satu yang memiliki kekuatan terbesar di dunia. Negara ini juga merupakan yang terbesar kedua, dan memiliki penduduk terbanyak ketiga kala itu.

Negara yang berbentuk kerajaan tersebut membangun industri mesin terbesar keempat di dunia, setelah Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris Raya.

Baca juga: Ini 42 Negara yang Ekonominya Hancur Akibat Covid-19

Sayangnya, kekalahan dalam Perang Dunia I membawa dampak luar biasa bagi negara ini, ditambah dengan adanya perpecahan antar etnis. Karenanya, pada 1918, Austro-Hungaria pecah dan menjadi beberapa negara, seperti Austria, Hungaria, Ceko, dan Slovakia.

Bahkan, beberapa wilayah di negara ini bergabung dengan Italia, Polandia, dan Rumania.

2. Uni Soviet

Buat yang menyukai pelajaran sejarah pasti tahu Uni Soviet merupakan negara dengan kekuatan utama dunia pada masanya. Negara ini telah menjadi rival berat Amerika Serikat.

Uni Soviet berdiri selama kurang lebih tujuh dekade dan merupakan benteng Komunisme yang sangat kokoh di masanya. Dikutip dari Wikipedia, Soviet berkembang dengan sangat pesat walaupun menganut ekonomi sentralistik.

Namun, bersamaan dengan runtuhnya tembok Berlin pada 1989, negara ini juga runtuh akibat hancurnya Komunisme di Eropa timur. Negara ini terpecah setidaknya menjadi 15 negara dan salah satunya adalah Rusia.

3. Yugoslavia

Awalnya negara ini terdiri dari Serbia, Kroasia, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, dan Republik Makedonia. Namun, satu persatu memerdekakan diri dari Yugoslavia.

Slovenia, Kroasia, dan Makedonia pada 1991 memerdekakan diri terlebih dulu. Disusul setahun kemudian oleh Bosnia-Herzegovina.

Dua negara tersisa, yakni Serbia dan Montenegro sempat membentuk Republik Federal Yugoslavia pada 1992. Namun, pada 2003 Republik Federal Yugoslavia dibentuk ulang sehingga menjadi Serbia dan Montenegro yang menjadi akhir perjalanan Yugoslavia. Serbia dan Montenegro sendiri akhirnya pecah pada 2006.

4. Sikkim

Negara ini pasti asing di telinga kita. Sikkim terletak tersembunyi di Pegunungan Himalaya terhimpit India dan Tibet-Tiongkok.

Didirkan di abad ke-17 oleh dinasti Mangyal, Sikkim diperintah Raja-imam Budha yang dikenal sebagai Chogyal. Pada 1973, kerusuhan terjadi di depan istana Chogyal oleh anti-royalis.

Kemudian pada 1975, monarki digulingkan rakyat. Di tahun yang sama, Sikkim, melalui referendum memutuskan bergabung dengan India.

Baca juga: Ini 4 Negara ASEAN yang 10 Kali Lipat Lebih Cepat Penularan Covid-19

Lima Negara Ini Diprediksi Hilang dari Peta

Hilangnya sebuah wilayah tak hanya disebabkan oleh faktor alam. Banyak alasan-alasan lainnya yang menyebabkan beberapa wilayah tersebut terhapus dari peta.

Seperti dikutip dari laman Toptenz, Senin (20/7/2020), berikut 5 negara yang diprediksi akan hilang dari peta:

1. Haiti

Republik Haiti adalah sebuah negara di Karibia yang meliputi bagian barat pulau Hispaniola dan beberapa pulau kecil lainnya di Laut Karibia.

Haiti merupakan negara kedua yang merdeka di Benua Amerika setelah Amerika Serikat, juga salah satu produsen gula terpenting di dunia.

Haiti juga merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Apalagi setelah dilanda gempa hebat pada tahun 2009 yang menyebabkan ekonomi negara itu berantakan.

Negara ini diprediksi akan hilang karena banyak problem yang terjadi di wilayah ini. Kemiskinan, konflik antar manusia, bencana alam dan perubahan iklim adalah hal yang tak dapat dihindari.

2. Taiwan
Pemerintah China menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang ‘membangkang’. Namun sebaliknya, Taiwan kukuh menyebut sebagai negara berdaulat, yang menjalankan pemerintahan sejak kepemimpinan Chang Kai-shek tahun 1949.

Kisruh antar Beijing dan Taipei ini terus berlanjut, secara pasang surut, kadang naik kadang turun tensinya.

Pada 25 Oktober 1971, Majelis Umum PBB memilih untuk mengakui Tiongkok dan mengeluarkan Taiwan dari keanggotaan. Keputusan tersebut ditentang keras oleh Amerika Serikat.

Sementara, kebanyakan negara di dunia menerima prinsip ‘one-China’ yang menyatakan bahwa negara di Kepulauan Formosa itu dan Tiongkok Daratan adalah sebuah kesatuan.

3. Korea Utara
Sama halnya seperti China dan Taiwan, Korea Utara dan Korea Selatan diprediksi akan bersatu dan menjadi satu wilayah yang sama.

Selama ini Korea Utara memilih untuk memisahkan diri. Satu-satunya kekuatan terbesar yang dimiliki oleh negara yang dipimpin oleh diktator Kim Jong-un itu adalah kekuatan militer saja.

Kebanyakan pakar menganggap, semua hanya soal waktu. Akan ada masanya kedua negara yang terpecah akan kembali bersatu pada 2115. Ditambah lagi Korea Selatan siap untuk membawa Korea Utara kembali ke jalur perdamaian.

Sama halnya seperti catatan sejarah antara Jerman Barat dan Timur yang kembali bersatu sejak tahun 1990.

4. Belanda
Masuk akal rasanya ketika banyak orang membayangkan negara-negara kepulauan akan menghilang begitu saja karena naiknya permukaan laut.

Namun yang dirasa kurang masuk akal adalah hilangnya negara di kawasan Eropa terhadap perubahan iklim. Meski demikian, hal tersebut sangat realistis. Pasalnya, Belanda adalah salah satu negara yang daratannya lebih rendah dari permukaan laut.

Selama ini, Negeri Kincir Angin itu mengandalkan tanggul sebagai pencegahan banjir. Sistem tersebut dibuat secara modern agar dapat menjaga kelangsungan hidup warganya.

Pada tahun 1953, sebuah badai pernah menghantam Belanda dan negara tetangganya, Belgia. Banjir sedalam 5,5 meter mampu menyapu bagian selatan negara tersebut.

Dengan demikian, para peneliti di Eropa telah memprediksi wilayah tersebut dapat terancam oleh bencana alam, yang salah satunya adalah Badai Katrina.

5. Kiribati
Kiribati adalah sebuah pulau yang terdiri dari serangkaian atol dan terumbu karang ini memiliki suhu yang sangat pas bagi pecinta musim panas. Pohon kelapa berjajar indah di tepi pantai dan birunya air laut menambah keindahan kawasan ini. Negara ini sering disebut surga duniawi.

Namun, Anda harus berhati-hati ketika ingin berlibur ke pulau ini. Sebab, naiknya permukaan air laut sering terjadi tanpa dugaan. Seperti Pulau Tebua Tarawa dan Abanuea yang hilang secara mendadak karena naiknya permukaan air laut.

Banyak yang memprediksi, negara pulau ini akan hilang dari peta pada 2115. Pejabat setempat juga tengah berupaya mengantisipasi naiknya air laut dan mengevakuasi warganya. Permohonan itu telah disampaikan kepada Australia, Selandia Baru dan Fiji agar dapat menerima penduduknya sebagai pengungsi.

Kiribati bahkan membeli tanah seluas lebih dari 5.000 hektar di Fiji. Yang kelak akan menjadi lokasi pengungsian mereka jika negara itu tenggelam.

Viral Palestina Raib di Google Maps

Pencarian untuk Palestina (atau Palestine dalam pencarian berbahasa Inggris) di Apple Maps dan Google Maps menunjukkan garis besar untuk wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat, tetapi tidak ada label untuk Palestina. Hanya ada Jerusalem dan Jalur Gaza yang berdampingan dengan Israel.


Karena itu warganet ramai-ramai marah terhadap Google yang menghapus Palestina dari Google Maps. Hingga kini, pemberitaan itu masih bergulir di media sosial.

Dilansir dari Arab News, Jumat (17/7/20), isu serupa pernah ramai dibicarakan tahun 2016. Ketika itu juru bicara Google mengatakan “tidak pernah ada label ‘Palestina‘ di Google Maps.”

Seorang juru bicara Google lainnya mengatakan ada bug yang menghapus label untuk “Tepi Barat” dan ” Gaza.”

“Kami sedang bekerja dengan cepat untuk membawa label ini kembali ke area tersebut,” katanya.

Seperti diketahui, ketegangan Israel dengan Palestina saat ini kembali menguat. Itu seiring rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan aneksasi wilayah Palestina.

Ada dua wilayah Palestina yang dicaplok yakni Tepi Barat serta Lembah Jordan yang strategis. (Rika/hm06)

Related Articles

Latest Articles