8.3 C
New York
Friday, April 19, 2024

Merajut Asa dari Rajutan Handmade

Dari gulungan benang, melalui sentuhan lembut tangan para wanita, dengan kecekatan yang luar biasa, serta berbalut rasa, maka jadilah sebuah maha karya yang disukai. Sebuah rajutan hand Made yang menghasilkan keindahan luar biasa.
Yah, tas rajutan Handmade memiliki nilai tersendiri. Harganya juga masih terjangkau, namun bila masuk ke dalam butik, harganya bisa menggila. Karena pecinta Hand Made ini mulai naik daun di pasaran. Lihat saja para pemakainya, tak sekedar untuk pergi ke kantor, perwiritan, tetapi juga pergi ke pesta. Jika mengenakannya ke pesta, pasti banyak mata yang melirik kepadanya.
Pada zaman dulu, mungkin rajutan identik dengan nenek nenek yang telah berusia senja. Sembari melewati sang waktu, mereka mengisinya dengan membuat rajutan, baik itu syal untuk menghangatkan leher, selimut, atau sepatu dan penutup kepala untuk anak-anak. Nah, sekarang tidak lagi, rajutan mulai berkembang, mulai dari sepatu, dompet hingga tas. Dan yang paling banyak diminta pasar adalah dalam bentuk tas rajut. Dengan berbagai jenis jenis benang, motip rajutan serta berbagai model tas yang buat, serta ditambah dengan asesorisnya, membuat tak rajutan handmade semakit berkembang dan banyak diminati.
Memang, bahan rajutan dengan mesin dan tekhnologi juga tengah berkembang. Namun permintaan tas rajut handmade masih memiliki nilai tinggi. Sehingga tak heran, permintaan juga banyak.
Maita Nova Chaniago, adalah salah seorang pembuat tas rajut di kota pematangsiantar. Baru setengah tahun ini dia belajar membuat rajutan. Hanya belajar 2 minggu ia sudah mahir.
“Alhamdulillah, sejak belajar hingga kini sudah ada seratus tas rajut yang dibuat. Banyak pesanan.” Ujar Meita, salah seorang ibu persit di Asrama Rindam. Dari beberapa ibu yang dulu ikut pelatihan merajut, hanya dirinya yang saat ini eksis. Seperti kecanduan menghasilkan karya yang lebih baik, dan lebih baik lagi. Terbukti, karyanya malah semakin banyak dipesan termasuk ibu komandan.
Siti Hafsah, juga penggiat Handmade Rajut tinggal di jalan Nagahuta Pematangsiantar. Ia bergabung dengan beberapa komunitas Hand Made Rajut yang tersebar di Sumatera Utara. Dengan sesama anggota, biasanya para penggiat Hand Made ini saling bertukar informasi, termasuk memperlancar bisnis tas rajut hand made.
“Sudah banyak yang terjual hingga ke luar kota. Banyak juga rekan sesama pengrajin Handmade rajut yang menjualkannya kepada orang lain hingga ke kota Medan. Karena terkadang banyak pesanan, bahkan banyak juga yang pakai daftar tunggu.” Ujar Hafsa.
Untuk mendapatkan benag yang berkwalitas, mereka memang lebih banyak membeli langsung dari bandung. dan membelinya pun dalam skala banyak, agar tidak nombok di ongkir.

Menambah Income
Kini tas Rajut Handmade tak hanya sekedar Hobby. Makanya para pembuat rajut Handmade seperti ketagihan. Meski harga yang mereka berikan kepada pembeli yang langsung , namun jika ini saja ditekuni bisa menjadi pendapatan sampingan yang lumayan.
Satu Rajut Hand Made, bisa dikerjakan selama 3 hari. Dalam sebulannya, berarti mereka bisa membuat 10 Hand Made yang berukuran sedang. Hal tersebut dilakukan sembari mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kalau dalam satu tas mereka mendapat untung Rp 50.000, artinya dalam 1 bulan sudah menghasilkan Rp 500.000. Nah, inilah mengapa hand made itu tak hanya untuk sendiri , tetapi sekarang juga untuk diperjual belikan, yang bisa menghasilkan rupiah.
Untuk harga tas Rajut Handmade ini tidaklah terbilang mahal. Dilihat dari besar atau kecilnya tas yang diinginkan, semakin besar harganya tentu akan semakin mahal. Jika membeli langsung dari pengrajinnya, dompet kecil hanya Rp100.000, sedangkan tas besar bisa berkisaran Rp200.000 s/d Rp400.000. jika sudah sampai di butik, tentu harganya sudah dua kali lipat.
Penulis : Rika
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles