14.5 C
New York
Friday, April 12, 2024

Mengenal Tradisi Songgot-songgot Di Budaya Batak

Simalungun, MISTAR.ID

Tradisi songgot-songgot lazim dilakukan di budaya Batak bagi kaum keluarga yang ditimpa musibah atau menderita sakit penyakit. Biasanya, pihak hula-hula (kelompok marga ibu), yang dikenal dalam adat Batak sebagai pihak yang memberikan berkat,  datang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan dengan membawa makanan berupa dekke (ikan mas) arsik dan nasi untuk menjamu keluarga yang mengalami musibah atau sakit.

Sebelum jamuan makan, pihak hula-hula juga akan manguras (menyucikan) si sakit atau keluarga yang tertimpa musibah terlebih dulu dengan menggunakan air jeruk purut yang bermakna menyucikan tubuh si sakit sehingga penyakit atau musibahnya  cepat berlalu atau menghilang.

Si sakit biasanya akan dihadirkan di tengah keluarga yang datang kemudian disurduk (diberi) seekor dekke na niarsik (masak arsik) yang sudah ditata di dalam piring diuras berisi nasi. Selanjutnya pihak hula-hula manguras (menyucikan) si sakit dengan utte pangir (jeruk purut) yang sudah diperas ke dalam semangkok air.

Baca juga: Kunjungi Girsip Simalungun, Istri Menhub Kagumi Keindahan Ulos Batak

Air pangir ini kemudian diusapkan ke kepala si sakit disertai doa kepada Tuhan agar semua penyakit yang ada di tubuh si sakit kiranya hilang tanpa sepengetahuan si sakit sehingga tubuhnya kembali sembuh dan semangatnya kembali menyala. Ketika semua yang datang telah selesai manguras, pihak hula-hula juga akan memberikan sehelai ulos pinuncaan untuk menghangatkan tubuh si sakit.

Kain ulos pinuncaan merupakan salah satu varian ulos Batak yang ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu ulos. Biasanya dipakai dengan cara dililitkan sebagai kain oleh keluarga hasuhuton (tuan rumah) pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran.

Ulos ini biasanya diberikan kepada orang tua dan nantinya bila penyakitnya membawanya kepada ajal maka ulos yang diberikan itu akan dipakainya saat disemayamkan secara adat Batak. Namun ulos tersebut bukanlah dimaksudkan untuk mempersiapkan penguburan si sakit tapi lebih kepada memberi harapan dan kehangatan agar si sakit cepat sembuh.

Baca juga: Harga Ulos Batak Kembali Naik, Ini Pemicunya

Setelah diberikan ulos, maka makan bersama pun dimulai. Diawali memberikan jagal/ daging kepada pihak hula-hula oleh keluarga si sakit sebagai tanda terimakasih sudah massonggot si sakit, maka sebagai balasannya pihak penerima songgot-songgot akan manurduk jagal kepada tulang/hula-hula si sakit. Bila jagal tak habis, maka sisanya akan dibawa pulang pihak tulang/hula-hula tersebut sedangkan oleh-oleh mereka berupa dekke harus tinggal di rumah yang disonggot.

Bila jamuan makan sudah selesai, maka pihak keluarga si sakit juga akan kembali manurduk batu demban (sejumlah uang) sebagai tanda pihak keluarga tersebut menghargai pemberian pihak hula-hula/tulang dan memberikan penghargaannya. (jelita/hm09)

Related Articles

Latest Articles