8.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Sederet Penyesalan Orang-orang Antivaksin yang Kemudian Meninggal, Begini Kisahnya

Jakarta, MISTAR.ID

Sejak kehadiran vaksin Covid-19, tidak sedikit orang yang menolaknya. Berbagai alasan dan argumen mereka sampaikan untuk menolak divaksin. Faktanya, vaksin terbukti melindungi diri dari penularan virus corona.

Kemudian, mereka yang tidak divaksin atau menolak untuk divaksin mengaku menyesal. Mereka baru sadar setelah detik-detik terakhir hidupnya sebelum ajal menjemput. Berikut sekelumit kisah penyesalan sederet orang yang antivaksin.

Kisah pertama datang dari pasangan antivaksin Dusty dan Trsitan Graham yang populer karena menjual barang-barang antik. Di balik kepopuleran keduanya, mereka kerap menyebut bahwa vaksin adalah pelanggaran HAM.

Baca Juga: Heboh Termakan Isu Tidak Halal, 370 Warga Pasi Dairi Tolak Divaksin

Malang tak dapat ditolak, saat kedua terinfeksi corona, mereka dinyatakan terkena komplikasi dan gejala parah. Kabar buruknya, mereka meninggal dalam tidurnya.

“Sayangnya Dusty dan Tristan telah meninggal dunia. Terima kasih atas semua kata-kata baik dan membantu kami selama masa sulit ini,” tulis putri pasangan itu, Windsor Graham di halaman GoFundMe mengutip detik, Minggu (19/9/21).

Kisah kedua, datang dari pasangan asal Amerika Serikat yang menolak divaksin karena alasan kemandulan. Mereka termakan hoaks, informasi salah mengenai vaksinasi bisa mengganggu kesuburan.

Baca Juga: Dokter di Miami Menolak Merawat Pasien yang Tidak Vaksin

Saat terinfeksi, keduanya mengalami gejala parah. Maria Vibandor yang merupakan sepupu Hayes mengaku bahwa informasi yang telah membunhnya.

Wendell maupun Eskew yang saat itu dalam kondisi yang sehat mengadakan pesta lajang di Nashville. Sepekan kemudian, seminggu sebelum divaksinasi, keduanya mulai sakit. Saat dites, keduanya dinyatakan positif.

Meski tidak memiliki riwayat komorbid, mereka harus dirawat di rumah sakit dan menggunakan ventilator karena kondisinya terus memburuk. Tak lama, calon mempelai wanita harus meninggal karena Covid-19.

Baca Juga: Massa Anti Vaksinasi di Yunani Dibubarkan dengan Gas Air Mata

Kisah berikutnya tak kalah menohok karena seorang pria asal California, Amerika Serikat, kerap mengolok-olok vaksin Covid-19 di media sosial.

Adalah Stephen Harmon yang dikenal sangat vokal dalam menentang vaksin Covid-19. Pria berusia 34 tahun ini bahkan sering membuat candaan bernada sarkastis mengenai vaksin Covid-19.

Dirinya lantas dirawat setelah mengidap pneumonia dan Covid-19 di sebuah rumah sakit di kota Los Angeles. Stephen dinyatakan meninggal dunia sebulan setelah terinfeksi pada Rabu (21/7/21).

Menjelang kematiannya, dia mengunggah sebuah foto untuk mendokumentasikan perjuangannya melawan Covid-19 di rumah sakit. Dalam kicauannya yang terakhir Harmon mengatakan akan menggunakan alat bantuan pernapasan akibat Covid-19. “Tidak tahu kapan saya akan bangun. Mohon doanya,” ujarnya.(cnbc/hm02)

Related Articles

Latest Articles