15.4 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Pengaruh Suhu dan Iklim Terhadap Corona

Jakarta, MISTAR.ID

Sejumlah informasi mengatakan, faktor iklim menjadi keuntungan tersendiri bagi negara-negara yang memiliki temperatur dan kelembaban tinggi seperti Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19, dibarengi dengan jaga jarak sosial.

Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Umum dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Yodi Mahendradhata menyebutkan, memang ada studi-studi yang mengindikasikan jika suhu tinggi dan kelembaban tinggi mungkin dapat mengurangi penularan virus corona. Namun faktor-faktor lain tetap lebih berperan dalam penularan.

“Saya ingin menekankan, salah satu faktor utamanya tetaplah kedisiplinan masyarakat untuk melakukan social distancing dan physical distancing,” ujar Dr. Yodi melalui keterangannya, Sabtu (4/4/20).

Lalu, sebuah penelitian oleh Jingyuan Wang, Associate Professor di Sekolah Ilmu dan Teknik Komputer, Universitas Beihang, Beijing menjelaskan, mirip dengan virus influenza, virus corona cenderung lebih stabil dalam lingkungan suhu udara yang dingin dan kering.

Kondisi udara dingin dan kering tersebut dapat juga melemahkan “host immunity” seseorang dan mengakibatkan orang tersebut lebih rentan terhadap virus.

Lebih lanjut, studi dari Melanie Bannister-Tyrrell, seorang konsultan senior di Ausvet, menunjukkan, COVID-19 mempunyai penyebaran yang optimum pada suhu yang sangat rendah, yaitu sekitar 1 sampai 9 derajat celcius.

Artinya, semakin tinggi temperatur, maka dugaan adanya kasus COVID-19 harian semakin rendah.

Sementara, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan, dari kajian sejumlah ahli menyebutkan, terdapat pengaruh cuaca dan iklim terhadap tumbuh kembang virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Rita dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/4/20), mengatakan BMKG mengkaji variabel tumbuh kembang virus corona dengan cuaca dan iklim bersama 11 doktor meteorologi, klimatologi, matematik beserta ilmuwan kedokteran, mikrobiologi, kesehatan dan pakar lainnya.

Dwikorita pun menyampaikan, masyarakat harusnya bisa manfaatkan keuntungan iklim tropis ini untuk memperkuat imunitas di bawah matahari pada jam yang tepat.

Sependapat, Dr.Yodi juga menyebutkan, berjemur di bawah sinar matahari pada jam tertentu bukan berarti mematikan virus, namun hal tersebut dapat membantu meningkatkan imunitas.

Sumber:Antara
Editor : Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles