1.7 C
New York
Sunday, March 24, 2024

Obesitas Ancaman Peradaban Manusia

Jakarta, MISTAR.ID
Peradaban manusia pernah terancam oleh kelaparan, perang, dan infeksi yang berhasil diatasi pada abad ke-20, namun saat ini ancaman yang mengintai manusia adalah obesitas akibat kelebihan makanan, kata dokter spesialis bedah saraf Ryu Hasan.

“Sekarang ancaman kita justru kelebihan makanan. Orang gembrot, obesitas adalah masalah peradaban ke depan,” kata Ryu, yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dalam acara Jakarta Geopolitical Forum V/2021 yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional, Kamis (21/10/21).

Ryu menjelaskan, infeksi sekitar satu abad lalu pernah memusnahkan 120 juta manusia. Tapi ketika pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh bumi, sebanyak empat juta orang meninggal dunia.

Baca Juga:Cara Mencegah Anjing Peliharaan Obesitas

Perang yang pernah terjadi pada peradaban manusia membunuh puluhan juta jiwa. Timur Tengah yang masih berlangsung perang sampai saat ini menelan korban ribuan jiwa. Sementara, kelaparan pernah membuat negara seperti Ethiopia kehilangan jumlah penduduk.

“Sekarang tidak ada lagi kelaparan yang mengurangi jumlah populasi dunia,” katanya. Dia berpendapat, obesitas merupakan persoalan global dan menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia sejak 2000. Dari sekian negara yang menyadari bahaya obesitas, hanya Jepang negara yang paling serius menangani obesitas.

“Jepang punya undang-undang anti gembrot sejak 2008,” sebut Ryu. Mereka menerapkan batas ukuran lingkar pinggang pada laki-laki 84,3 Cm dan perempuan 81.3 untuk menentukan seseorang terkena aturan obesitas atau tidak.

Baca Juga:Obesitas Berhubungan dengan Kebiasaan BAB yang Tak Normal, Bukan Pola Makan

Ketika awal diterapkan, orang Jepang belum terlalu menyadarinya. Penyakit akibat obesitas masih banyak menimpa masyarakat. Namun, angka obesitas menurun ketika pemerintah menerapkan denda terhadap perusahaan punya karyawan obesitas.

“Setelah diberlakukan denda dalam dua tahun sejak diundangkan, menurunkan angka kesakitan dan biaya kesehatan yang dikeluarkan,” ungkapnya.

Orang obesitas biasanya mudah terserang penyakit seperti diabetes hingga jantung. Ada paradoks bila melihat perilaku manusia mengenai obesitas. Manusia punya gen tidak bisa berhenti makan yang menolong manusia saat mempertahankan hidup.

“Orang yang tidak punya gen tidak bisa berhenti makan, punya peluang hidup lebih tinggi,” katanya. Pada akhirnya manusia yang bertahan ialah manusia yang tidak punya gen tidak bisa berhenti makan. “Ini memberikan keuntungan pada saat sumber daya terbatas,” turur Ryu.(antara/hm10)

Related Articles

Latest Articles