8.9 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Mengenal Khasiat Kaskara, Kulit Kopi yang Selama ini Disia-siakan

MISTAR.ID-Heptari Elita Dewi menyeduh satu sendok makan kulit kopi kering di sebuah cangkir. Aroma harum menguar. Namun, saat diseruput, muncul rasa segar dan sedikit masam.

“Rasanya mirip bunga rosela,” ujar pengajar di Jurusan Agribisnis, Universitas Brawijaya itu. Ia mendapatkan serbuk kulit kopi saat berkunjung ke pameran peringatan ke-62 Hari Perkebunan pada Desember 2019 di Malang, Jawa Timur.

Penyuluh Pertanian Lapangan di Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Wahyu Lis Setyaningsih.

Salah satu stan menyajikan ragam produk kopi berkualitas salah satunya kulit kopi dengan nama kaskara. Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Wahyu Lis Setyaningsih, mengatakan, kaskara merupakan produk petani kopi di lereng Gunung Bromo. Petani di Desa Taji memanfaatkan kulit buah kopi arabika dan mengeringkannya.

Khasiat Kaskara

Setyaningsih mengatakan, kulit kopi arabika lebih tebal, lendir lebih banyak, dan lebih manis dibandingkan dengan kulit buah kopi robusta. Hal itu membuat aroma kulit buah kopi arabika lebih kuat jika dibandingkan dengan kulit kopi robusta.

Selama ini petani membuang kulit kopi dalam proses pengolahan. Para pekebun hanya mengambil biji buah tanaman anggota famili Rubiaceae itu.

Limbah buah kopi berupa daging buah mencapai 48% terdiri atas kulit buah 42% dan kulit biji 6%. Indonesia produsen kopi ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam.

Kementerian Pertanian mencatat produksi kopi pada 2019 mencapai 729.000 ton dari lahan 1,3 juta hektare lahan. Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, dan Jawa Timur penyumbang terbesar kopi di Indonesia.

Baca Juga:Dalgona Coffee, Tren Kopi Buatan Sendiri yang Viral di Medsos

Padahal, sejatinya kulit kopi itu masih bermanfaat. Harap mafhum, kandungan kulit kopi antara lain protein hingga 10,4% dan serat kasar 17,2%.

Oleh karena itu, Setyaningsih mengolah kulit kopi arabika menjadi kakskara. Ia menggunakan buah kopi arabika matang berwarna merah dan tak terserang hama. Setyaningsih mengetahui kualitas dengan memasukkan buah kopi itu ke dalam air.

Buah kopi yang mengambang biasanya terserang hama penggerek buah kopi sehingga kualitas rendah dan sebaliknya. Cara membuat kaskara relatif mudah.

Syaratnya ia hanya menjemur kulit kopi sekitar 2 jam saat siang hari alias tidak boleh terlalu kering. “Kalau terlalu kering nanti aroma tidak kuat,” ujar ibu dari dua anak itu.

Pilih buah kopi yang matang atau merah untuk diolah menjadi kaskara. Dari 1 kg buah kopi matang, ia bisa menghasilkan sekitar 300 g kaskara.

Setyaningsih menyarankan mengonsumsi kaskara tanpa gula agar aroma kuat. Seduh satu sendok makan kaskara dengan 200 ml air panas, aduk, dan diamkan sekitar 2—3 menit, baru kaskara siap dinikmati.

Selain nikmat, kaskara juga menyehatkan. Tri Dewanti Widyaningsih dan rekan dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya membuktikannya.

Tri Dewanti menggunakan kopi arabika dari petani di lereng Gunung Bromo. Ia mengeringkan sebagia kulit buah kopi dengan panas sinar matahari dan sebagian lain dengan cabinet drying.

Baca Juga:Kopi Simalungun, Diincar Asosiasi ‘Starbuck’

Selain itu, ia juga mencari rasio seduhan terbaik dengan perbandingan kaskara kering dan air yaitu 1 : 100, 3 : 100, dan 5 : 100. Hasilnya pengeringan terbaik memanfaatkan sinar matahari selama kurang lebih 20 jam.

Menurut Tri Dewanti seduhan terbaik menggunakan rasio perbandingan teh kering dan air terbaik 3: 100 atau 3 g teh kering dengan 100 ml air.

Kombinasi itu menghasilkan teh cascara yang bernutrisi tinggi diantaranya kandungan fenol 743,82 mg per liter, kafein 17,27 mg per liter, tanin 136,78 mg per liter, plus aktivitas antioksidan IC50233,96 ppm. (trubus.online.co.id/hm01)

Related Articles

Latest Articles