9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Kecanduan Gadget,Perjuangan Seorang Ayah Sembuhkan Putranya

Solo | MISTAR.ID Anggit (7) (bukan nama sebenarnya) terlihat begitu asik memainkan sebuah permainan dari handphone milik ayahnya. Bola matanya terlihat tajam menatap layar handphone. Dari mulutnya yang mungil keluar suara mengikuti permainan di handphone.

Disamping Anggit, terlihat Nurhasanto tengah asik menyantap makanan khas angkringan yang berada di pusat kota atau tepatnya di samping rumah sakit swasta.

Tak mudah untuk mendapatkan alamat Nurhasanto warga Sangkrah, Pasar Kliwon. Nurhasanto satu diantara orang tua yang anaknya menjadi korban gadget.

Pertemuan dengan Nurhasanto itupun tanpa disengaja. Saat tengah sama-sama nongkrong di angkringan, Okezone pun dikejutkan suara tangisan seorang anak.

Anak itu terus merengek menangis meminta sesuatu dari ayahnya yang ada disampingnya. Tangisan sang anak itupun baru terhenti saat ayahnya memberikan handphone pada putranya.

“Putranya ya pak,”tanya Okezone mengawali pembicaraan dengan ayah bocah yang bernama Nurhasanto.

“Iya ini anak saya,”jawab Nurhasanto. Pembicaraan pun terhenti sejenak. Okezone pun memperhatikan gerakan si anak yang tengah asik dengan handphonenya.

“Main apa dek,” tanya Okezone pada bocah itu. Bukannya menjawab, Anggit -nama anak itu- justru memperlihatkan permainan di handphone ayahnya pada Okezone.

“Apa tidak takut kecanduan Gaget pak,” tanya Okezone pada Nurhasanto yang dijawab “takut banget,”.

Namun, ungkap Nurhasanto, dirinya tak bisa apa-apa kalau anaknya sudah menangis. Awalnya, Nurhasanto tak mengatakan bila putranya itu sempat menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Solo.

Namun pengakuan itu meluncur tak sengaja diucapkan Nurhasanto. “Sempat aku bawa ke RSJ,” ungkap Nurhasanto yang buru-buru melarat kalau dirinya hanya sekedar mengantar anak tetangganya RSJ.

Setelah didesak, akhirnya Nurhasanto pun akhirnya menyerah. Dia mengakui sempat menuruti saran dari tetangganya untuk membawa ke RSJ mengobati putra semata wayangnya ini dari kecanduan Gaget. “Untungnya tidak begitu parah. Cuma berobat jalan saja,” ungkapnya.

Menurut Nurhasanto, meskipun hingga sekarang masih saja anaknya tak bisa lepas dari Gadget, tapi kondisi saat ini, jauh lebih baik dari sebelum di bawa ke RSJ.

Sebelum dibawa ke RSJ, anaknya ini gampang sekali emosi. Pernah dalam sehari, anaknya tak pernah lepas dari yang namannya Gaget.

“Ini sudah mendingan berkurang drastis. Tadinya, gampang marah kalau tidak pegang Handphone. Kalau sudah marah, pakai acara menangis gulung-gulung dilantai,” terang Nurhasanto sambil memegang kepala anaknya.

Perubahan Sikap

Perubahan sifat anaknya ini mulai dirasakan Nurhasanto. Apalagi, sejak dirumahnya ada sebuah warung yang memberikan wifi gratis.

Dengan modal membeli segelas es teh, anaknya itu bermain berjam-jam bersama teman-temannya di warung yang ada wifinya.

Awalnya, Nurhasanto tak mempermasalahkan anaknya ke warung agar bisa mengakses gampang ke internet. Dibandingkan anaknya itu bermain dijalan atau di pinggir kali.

“Tadinya tidak apa-apa bermain di warung yang ada wifinya. Dibandingkan bermain di kali atau di jalan raya,” terangnya.

Namun dari sikap awal membiarkan, ternyata menjadi bumerang bagi dirinya. Putranya itu hampir setiap waktu selalu saja bermain tak jauh dari warung yang ada WiFi gratisnya.

“Tiap hari minta uang. Memang, minta uangnya tidak banyak. Paling cuma Rp 5000 untuk beli es teh. Eeh tidak tahunya keterusan,” ungkapnya.

Nurhasanto mengaku selalu kebingungan, bila warung yang ada fasilitas WiFi tak jauh dari rumahnya itu tutup. Sebab, bila warung tak jauh dari rumahnya dan ada fasilitas gratis WiFi tutup, Nurhasanto mengajak anaknya untuk ke Telkom.

Melihat perubahan sifat anaknya yang dirasakan Nurhasanto tak sewajarnya, pria yang berprofesi sebagai pengemudi online ini pun bertanya-tanya pada tetangganya. Tentang cara mengurangi kecanduan Gaget pada putranya.
Hingga akhirnya, Nurhasanto membawa anaknya ini ke RSJ untuk diperiksa. Setelah melakukan pengobatan, kebiasaan anaknya pada Gadget tidak seperti dulu lagi

Meskipun terkadang anaknya selalu merengek minta handphone miliknya, kalau melihat disekelikingnya banyak yang pegang handphone.

“Jadi kalau di rumah, saya dan ibunya tidak pernah pegang handphone. Baru kalau anaknya udah tidur, saya baru pegang handphone,” terangnya.

Apa yang dirasakan Nurhasanto juga dirasakan oleh Bawandi (52). Menurut Bawandi, meskipun dirinya tak sampai membawa kedua anaknya yang duduk di bangku SMA dan SMP ke RSJ, tapi melihat kedua anaknya tak pernah lepas dari yang namannya handphone.

Apalagi, anaknya selalu nekat pulang ke rumah, meskipun sudah berangkat ke sekolah, untuk mengambil handphone yang tertinggal.

“Buku ketinggalan dibiarkan. Tapi kalau handphone tertinggal, biar sudah berangkat, anakku itu pulang lagi ke rumah untuk mengambil handphone yang tertinggal,” ungkap Bawandi yang juga berprofesi sebagai penjual ban kendaraan.

Bawandi pun terkejut, saat mendengar banyak anak yang terpaksa di bawa sama orang tuannya ke RSJ karena kecanduan Gaget.

Sebenarnya dirinya pun ingin membawa kedua anaknya ke RSJ untuk di obati agar tak kecanduan Gaget Namun niat itu selalu gagal. Karena anaknya selalu melakukan perlawanan setiap mau dibawa.

“Jadi ya udah tak biarkan saja. Mungkin kalau sudah kuliah, sudah tidak kecanduan lagi,”pungkasnya.

Sumber: Okezone
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles