9.4 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Balik Sama Mantan, why Not! Simak Tips dan Alasannya Secara Ilmiah

MISTAR.ID

Pasang surut dalam hubungan, membuat beberapa pasangan harus menghadapi kondisi putus nyambung agar mampu bertahan. Ternyata alasannya tidak hanya sekedar masih saling sayang atau pernah saling benci.

Nah, ternyata alasan seseorang untuk balik dengan mantan kekasihnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Berikut ulasannya dari beberapa ahli hubungan serta penelitian psikologi sosial dan kepribadian.

  1. Optimisme, kelekatan emosi, intimacy, dan perasaan saling bergantung

Dilansir jurnal Social Psychological and Personality Science, Wanting to Stay and Wanting to Go: Unpacking the Content and Structure of Relationship Stay or Leave Decision Processes (2017), Samantha Joel dan peneliti lain mencari tahu variasi alasan pasangan dewasa muda yang memutuskan kembali bersama setelah putus.

Baca juga: 8 Tips Menemukan Kembali Jati Diri Anda Setelah Perceraian

Beberapa jawaban menunjukkan optimisme, investasi kelekatan emosi dari hubungan sebelumnya, perasaan kekeluargaan, hingga ketakutan dalam menghadapi masa depan yang tak pasti. Sementara 2/3 dari sampel penelitian menunjukkan alasan berupa adanya keinginan kembali karena intimacy dan rasa bergantung yang telah lama dibangun.

Masih dalam penelitian yang sama, orang yang menginginkan putus selamanya, mengatakan bahwa keputusan itu dipengaruhi oleh faktor emosi yang berjarak, hilangnya kepercayaan, tingginya intensitas pertengkaran, dan perasaan tak cocok secara umum. Lebih spesifik, 38 persen dari sampel menyebutkan bahwa mereka ingin putus karena perselingkuhan.

2. Abusive behavior dalam hubungan, menjadi isu serius kenapa pasangan yang memilih putus, sulit untuk kembali

Dilansir The Healthy, Neolle Nelson, psikolog hubungan, mengemukakan alasan orang enggan kembali pada mantan yang banyak dijumpai pada hubungan dewasa awal. Dalam hal ini, Nelson menitikberatkan pada isu serius seperti kekerasan dalam hubungan.

Selama pasangan nggak mengalami isu serius seperti perilaku kekerasan, kesempatan kedua dalam hubungan yang telah berakhir, mungkin saja terjadi. Namun sering kali, mengidentifikasi kekerasan terlalu rumit dalam situasi ini. Makanya, penting untuk tahu apakah pasangan benar-benar melakukan kekerasan secara emosional atau atau tidak.

Baca juga: Yuk Coba Tips ini agar Resolusi Tahun Baru Anda Berhasil

3. Identifikasi Penyebab Putus

Pasangan yang mencoba peruntungan kedua kali dalam hubungan, membutuhkan keterbukaan terhadap akar masalah yang menyebabkan putus. Dengan mengidentifikasi masalah, mereka lebih mungkin menemukan solusi alih-alih saling menyalahkan.

Dilansir Insider, Rhonda Milrad, ahli hubungan (Licensed Clinical Social Worker), memberi pendapat mengenai pentingnya memahami peran masing-masing dan bagaimana memainkannya pada isu penting seperti kondisi putus nyambung. Milrad menekankan hal ini agar pasangan dapat mengubah perilaku mereka ke arah yang lebih adaptif.

4. Menjaga komunikasi kunci hubungan sehat

Dilansir American Psychological Association, Psikolog Robin S Haight dan Dan Abrahamson menekankan bahwa komunikasi adalah kunci hubungan sehat. Pasangan memang perlu memberi perhatian satu sama lain melalui hal dasar seperti menanyakan keadaan.

Namun, hal yang tak kalah penting dari ini adalah menyisikan waktu untuk mendiskusikan topik personal agar tetap terkoneksi. Penelitian menyebutkan, cara kita berkomunikasi dengan pasangan itu penting. Komunikasi yang negatif akan membentuk pola negatif.

Beberapa perilaku yang perlu dihindari selama berdiskusi adalah menyela, mengkritik secara personal, atau menarik diri dari percakapan. Alih-alih menunjukkan ketidaksetujuan, kamu dapat melakukan strategi konstruktif seperti mendengarkan poin yang ingin disampaikan pasangan dan belajar berada di posisi mereka.

5. Atasi Ketertarikan yang memudar dengan Kreatif

Kamu dan pasangan tentu memiliki ketertarikan lain seperti dalam hal karier atau hobi. Kadang kala, ini yang menjadi penyebab intimacy dalam hubungan jadi berkurang.

Kamu bisa memulainya dengan menonton film bersama atau menjelajahi restoran baru untuk keluar dari rutinitas hubungan yang monoton. Hal-hal sederhana seperti mengambil kelas atau piknik berdua, bisa jadi langkah konkrit untuk merekatkan hubungan kalian.

Hubungan setelah putus tentu saja berbeda dengan sebelumnya. Namun ketika pasangan memperbaiki dengan benar, hubungan dapat tumbuh ke arah yang lebih positif.

Perspektif baru membutuhkan pemahaman yang berbeda. Hal ini yang justru menjadi poin saat memutuskan rujuk. Hubungan seperti ini seharusnya mampu menghadirkan lebih banyak cinta dan kekuatan di antaranya kedua pasangan. (popbela/hm06)

Related Articles

Latest Articles