9.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Atasi Resiko Penularan bagi Ibu dengan HIV/AIDS saat Hamil, Ini yang Harus Dilakukan

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Banyak cara yang dapat dilakukan guna mencegah penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak. Beberapa strategi pun dimulai dari merencanakan kehamilan hingga bagaimana melahirkan dan merawat anak yang berpotensi tertular.

Bagi perempuan yang telah terkena HIV/AIDS pun dicegah untuk tidak hamil dan menulari anaknya. Namun jika menginginkan kehamilan, diharuskan penderita berkonsultasi merencanakan kehamilan dan memakan obat

Pengelola Program HIV pada Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar Setyorini Silalahi mengatakan, ibu hamil positif HIV dapat tidak menularkan ke bayi nya setelah rutin makan obat Antiretroviral (ARV) merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk mengurangi risiko penularan.

Baca juga:200 Warga Simalungun Menderita HIV/AIDS, Bona Uli: Tertibkan Kafe Remang-remang

“Kalau ibu hamil memakan obat ARV paling tidak selama enam bulan dan ketika melahirkan untuk resiko tertular ke bayi sangat rendah. Kalau apa lagi secara operasi. Makanya perlu dilakukan tes HIV
sedini mungkin terhadap ibunya,” ujar Setyorini Silalahi, Rabu (28/9/22).

Kalau secara dini dilakukan tes, tentu akan tahu hasilnya dan jika positif dapat sedini mungkin memakan obat ARV bertujuan menghambat dan juga meningkatkan kualitas hidup penderita HIV itu sendiri, dan menurunkan jumlah virus (viral load) di dalam darah sampai tidak terdeteksi.

“Sudah banyak itu yang bayi nya negatif. Jadi sesudah tahu ibunya positif makan obat ARV, sesudah lahir 1 x 24 jam dan bayinya harus diberikan obat-obatan HIV dengan cara diminumkan selama dua bulan ke bayi,” ujarnya.

“Ada yang begitu, seorang ibu yang positif HIV rajin memakan obat ARV. Lalu melahirkan dibidan dan setalah 18 bulan bayi nya lahir pada bulan kemarin itu, setelah dicek bayinya negatif,” sebutnya.

Dikatakan Setyorini, banyak warga dari Simalungun yang berobat HIV ke Pusat Kesehatan di Kota Pematang Siantar. Untuk diketahui Puskesmas di Pematang Siantar telah dapat mendiagnosis HIV lewat tes Skrining.

Baca juga:Caritas PSE Siantar Lacak Penyebaran HIV/AIDS Melalui Mobile Clinik

Diketahui obat ARV tersebut pun dapat merubah hidup penderita HIV, apa lagi yang sudah parah dan turun ke AIDS seperti muncul bintik-bintik akan bisa lebih sehat lagi. Di Kota Pematang Siantar terdapat 450 orang yang saat ini memakan obat tersebut.

“Dengan memakan obat ARV ini tidak lagi harus dirawat inap, tapi rawat jalan. Ini ada delapan layanan seperti di RSUD Djasmen Saragih, Puskesmas Tomuan, Puskesmas Martoba, Puskesmas Kahean, Puskesmas Bane, Puskesmas Kesatria dan Klinik Simahusada,” sebutnya lagi.

Setyorini Silalahi menuturkan, ibu pengidap HIV yang sudah melahirkan itu tetap dalam pengawasan. Pengobatan ARV digunakan untuk ibu hamil selama enam bulan untuk mencegah penularan HIV ke janin. Namun, bayi yang baru dilahirkan dapat diperiksa setelah berusia 18 bulan pasca kelahiran. (hamzah/hm06).

 

Related Articles

Latest Articles