9.5 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Pakar Ginjal Prof dr Harun Rasyid Lubis Meninggal Dunia

Medan, MISTAR.ID

Dunia kesehatan Kota Medan berduka. Pakar ginjal Prof dr Harun Rasyid Lubis SpPD-KGH meninggal dunia. Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Colombia Asia (RSCA) Medan, Minggu (15/8/21) sekitar pukul 20.12 WIB.

Wafatnya Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kesehatan USU Divisi Nefrologi dan Hipertensi itu dibenarkan pihak kampus.

“Benar, tadi malam beliau meninggal dunia,” ujar Kepala Humas USU Amilia Muetia dikonfirmasi, Senin (16/8/21) sekitar pukul 18.00 WIB.

Baca Juga: Hanya Butuh Satu Menit, Cek Kesehatan Jantung dengan Naik Tangga

Atas meninggalnya dr Harun, USU turut mengucapkan duka cita. Amilia mengatakan, sosok dr Harun dikenal baik di lingkungan civitas akademik USU.

“USU kehilangan sosok pemimpin di Fakultas Kedokteran,” pungkasnya.

Sekadar informasi, dr Harun lahir di sebuah kampung kecil di Mandailing Natal (Madina) bernama Muara Botung pada 10 November 1938. Harun kecil ditempa menjadi anak yang mandiri, harus berani dan bisa bertahan di tengah kesulitan apa pun.

Baca Juga: Pakar Penyakit Menular Prediksi Ada Varian Baru Corona Asal Indonesia

Ketika masih mahasiswa di Fakultas Kedokteran USU, ia aktif berorganisasi. Ia menjadi Anggota Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran mulai dari tingkat dua sampai tingkat tiga, hingga kemudian menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa USU.

Ketika ujian ke tingkat dua Fakultas Kedokteran USU, ia meraih cum laude, sebuah sejarah baru ia catat di fakultas itu. Pada tahun 1966 ia pun meraih gelar dokter yang kemudian mengantarkannya ke pencapaian yang lebih tinggi di dunia kedokteran.

Sepulang dari Belanda pada tahun 1976, sejarah baru kembali ia catat sebagai pelopor penanganan cuci darah kepada pasien ginjal di Sumatera Utara. Dia merintis dan membuka unit cuci darah (hemodialisis—HD) pertama di RS Pirngadi dan mengembangkan unit HD berbagai rumah sakit yang ada di Sumatera Utara dan Aceh, yang sampai kini jumlahnya mencapai 80 unit.

Baca Juga: Takaran Komposisi Gizi Saat Makan yang Perlu Diterapkan

Pada 10 November 1995, ia pun mulai membangun mimpinya dengan mendirikan Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi (KSGH) “Rasyida”. Pada 10 November 2016, klinik tersebut berubah status menjadi Rumah Sakit Khusus Ginjal (RSKG) Rasyida dan tetap berdiri sampai sekarang sebagai rujukan utama, khusus untuk para pasien ginjal dan hipertensi di Sumatera Utara.

Kiprahnya di Universitas Sumatera Utara juga terus bergulir. Ia menjabat sebagai Ketua Tim Koordinasi Program Pendidikan Dokter Spesialis (TK PPDS) sejak tahun 1996-2008, hingga akhirnya dikukuhkan menjadi Guru Besar USU pada Februari 1999 dan berlanjut menjadi Ketua Senat Universitas.(ial/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles